Ban tubeless pun tetap bisa berisiko bocor. Kalau begitu, bisakah tambal tip top jadi solusi anti bocor tahan lama?
News.OLX – Seiring melonjaknya tren ban tubeless, maka kebutuhan akan solusi reparasi yang lebih andal pun semakin meningkat.
Ketika kita berbicara soal maintenance ban ini, tambal ban tip top kerap disebut-sebut. Apakah jenis tambalan ini memang terbukti awet dan mampu menjadi solusi jangka panjang?
Sebelum menjawab pertanyaan itu, yuk kita kenalan dulu dengan ban tubeless.
Sekilas tentang ban tubeless: cara kerja dan kelebihan
Ban tubeless berbeda dari ban konvensional di mana keberadaan ban dalam hilang sepenuhnya. Sebagai gantinya, ban itu sendiri menciptakan segel kedap udara dengan velg. Ban ini mengandalkan kombinasi struktur manik-manik khusus dan sealant untuk menjaga udara tetap masuk.
Pada sistem ini, manik-manik ban berfungsi untuk membentuk segel kedap udara dengan menempel pada velg. Selain itu, cairan sealant juga ditambahkan di dalam ban. Sealant sendiri merupakan pencegah kebocoran.
Ketika terjadi kebocoran kecil, sealant langsung menutup lubang, sehingga meminimalkan hilangnya udara. Sementara itu, lubang yang lebih besar yang tidak dapat ditangani oleh sealant kemudian harus ditambal.
Di sisi lain, keunggulan ban tubeless antara lain lebih aman, lebih mudah perawatannya, dan lebih baik performanya. Tanpa adanya ban dalam, risiko ban pecah mendadak akibat ban terjepit atau bocor pun nihil.
Di samping itu, sistem tubeless juga memungkinkan tekanan ban yang lebih rendah. Alhasil, berkendara jadi lebih mulus. Tidak heran jika ban ini kondang di kalangan pecinta off-road maupun pemilik mobil yang mengutamakan pengalaman berkendara yang praktis namun tetap tangguh.
Tambal ban tip top, solusi ban tubeless bocor yang lebih awet?
Meski ban tubeless lebih awet daripada jenis ban lain, bukan berarti ban ini bebas dari risiko kebocoran. Saat ban bocor, penambalan tetap diperlukan. Adapun salah satu metode penambalan untuk ban ini adalah tip top.
Tambal tip top adalah teknik penambalan internal. Dengan kata lain, metode ini menutup lubang dari dalam.
Sebuah patch (semacam stiker), biasanya terbuat dari karet atau bahan serupa, diaplikasikan untuk menutupi lubang. Kemudian, mekanik mengoleskan perekat khusus dan memberikan tekanan pada patch. Tujuannya yakni untuk memastikan supaya patch melekat dengan baik.
Banyak yang mengklaim bahwa teknik ini mampu mengatasi isu ban bocor, terutama pada model tubeless, dengan lebih baik daripada metode bakar yang selalu jadi pembandingnya. Namun, seberapa baik?
Mengutip dari Kumparan, metode tambal ban bakar justru lebih bagus, sebab daya tahannya lebih tinggi. Faktanya, teknik ini bahkan lebih unggul dari tambal ban tip top yang sekadar menempelkan patch ke area bermasalah.
Daya tahan tinggi ini berkat penggunaan metode bakar dengan sistem press and burn, yang mempercepat proses peleburan dengan ban.
Meskipun membutuhkan proses pengerjaan yang lebih lama, hasilnya sangat kuat sehingga mampu menahan tekanan angin yang keluar dari lubang. Oleh karena itu, metode bakar tetap menjadi pilihan utama apalagi untuk mengatasi kebocoran pada ban sepeda motor dan mobil.
Bakar atau tip top, tetap perhatikan satu ini
Terlepas dari metode tambal ban yang kamu pilih untuk ban tubeless, ketelitian dalam proses penambalan itu sendiri sangat penting. Pasalnya, hal ini secara signifikan memengaruhi hasil akhir.
Jadi, pastikan montir yang bertugas mengeksekusi setiap langkah dengan cermat agar lubang tertutup sempurna. Kesimpulannya, pengerjaan yang rapi dan teliti mutlak untuk menciptakan segel kedap udara serta menghindari risiko ban tubeless bocor berulang.
Selain informasi di atas, kamu bisa mendapatkan informasi menarik lainnya di OLX. Kamu juga bisa menemukan berbagai barang bekas seperti mobil atau motor bekas impianmu. Yuk segera download aplikasi OLX melalui Play Store atau App Store.
