Untuk jasa overhaul, antara transmisi matik CVT dengan konvensional tidak berbeda jauh.
News.OLX – Mobil bertransmisi CVT dan matic konvensional saat ini paling digemari, terutama untuk pemakaian di kota-kota besar di Indonesia.
Adapun perbedaan transmisi ini, keduanya sama-sama mengandalkan tekanan oli, yang membedakan hanyalah cara kerja teknisnya pada pembentukan rasio gigi atau percepatan.
Selain itu transmisi matik jenis CVT yang lebih halus, ini dikarenakan komponen dari 2 puli dan sabuk baja yang membuat perpindahan gigi secara berkesinambungan. Lebih lengkap, berikut adalah kelebihan dari kedua transmisi ini.
Kelebihan CVT
Kelebihan transmisi CVT lainnya yaitu pergantian rasio gigi yang secara continue membuat perpindahan gigi tidak terasa.
Tidak ada rasio gigi bertingkat seperti di AT konvensional, di CVT rasio giginya continue atau berkesinambungan yang menyesuaikan dengan putaran mesin, sehingga tidak terasa perpindahannya.
Nah pada CVT, penggantian komponen berbeda dengan matik konvensional, karena komponennya tak bisa diganti satuan. Jadi, kalau sampai rusak harus ganti satu unit CVT utuh.
Selain itu transmisi CVT umumnya dirancang untuk perkotaan, umur CVT akan lebih pendek jika sering dibawa ke tempat menanjak.
Untuk akselerasi CVT masih kurang responsif jika dibandingkan matik konvensional, hal ini dikarenakan sistem transmisi CVT yang serba elektrik yang dikontrol oleh komputer, kecuali mobil tersebut sudah disematkan fitur triptonic dengan paddle shift.
Kelebihan matic konvensional
Sedangkan kelebihan transmisi AT konvensional, yaitu akselerasi yang lebih responsif jika dibandingkan dengan CVT, ini karena perpindahan rasio gigi AT konvensional secara bertingkat menggunakan gir set yang disusun membentuk planetary gear set.
Kelebihan selanjutnya biaya perbaikan tidak semahal CVT, dan untuk dibawa ke tanjakan tentu matik konvensional lebih terasa bertenaga dibandingkan CVT.
Sementara kekurangannya, transmisi AT konvensional masih terasa perpindahan giginya tidak sehalus CVT dan tidak mempunyai engine brake sehingga umur dari kampas rem lebih pendek.
Perbaikan CVT lebih mahal karena lebih kompleks
Untuk biaya perbaikan CVT yang lebih mahal karena sistem transmisi CVT lebih kompleks. Misal, sebagai gambaran, penggantian unit transmisi CVT dalam kondisi baru bisa menyentuh angka Rp 20 – 30 juta, untuk mobil-mobil Jepang.
Sehingga tidak heran jika banyak pemilik mobil yang beralih pada transmisi CVT copotan, yang harganya jauh lebih murah dibanding dengan yang baru. Misal pada model Honda jazz dan Nissan Grand Livina harga transmisi copotannya berkisar antara Rp 6 – 15 juta.
Sedangkan untuk jasa overhaul saja, antara transmisi matik CVT dengan konvensional tidak berbeda jauh, yakni berkisar antara Rp 3 hingga 5 juta, tergantung kondisi dan jenis kerusakan pada transmisinya.
Biaya-biaya tersebut tentunya belum termasuk biaya penggantian komponen transmisi lainnya.
Selain informasi ini, kamu bisa mendapatkan informasi menarik lainnya seputar otomotif di OLX Member of ASTRA. Kamu juga cari mobil bekas impianmu dengan mengakses OLX melalui aplikasi dengan mengunduhnya di Play Store atau App Store. (Rek/Z)