OLX News – Dalam beberapa tahun terakhir, mobil listrik semakin banyak diperbincangkan sebagai masa depan industri otomotif. Namun, bagi mayoritas konsumen di Indonesia, mobil bensin masih menjadi pilihan utama.
Lantas, mana yang lebih menguntungkan? Berikut ini perbandingan komprehensif antara mobil bensin vs mobil listrik bagi konsumen Tanah Air.
1. Harga Beli Awal
Mobil Bensin
Mobil bensin memiliki rentang harga yang jauh lebih variatif dan cenderung lebih terjangkau. Konsumen sudah dapat memiliki mobil bensin dengan harga mulai dari Rp150 jutaan. Pilihan model dan fitur pun cukup beragam, cocok untuk pembeli mobil pertama maupun keluarga muda.
Mobil Listrik
Sebagian besar mobil listrik masih berada di kisaran harga Rp250 jutaan ke atas. Biaya produksi yang tinggi serta teknologi baterai membuat harga awal mobil listrik belum bisa menyamai mobil bensin, meskipun pemerintah sudah memberikan insentif dan bebas pajak daerah tertentu.
2. Biaya Operasional dan Konsumsi Energi
Mobil Bensin
Biaya konsumsi BBM lebih tinggi, terlebih bila harga bahan bakar naik. Namun, untuk keperluan jarak jauh dan perjalanan antarkota, mobil bensin tetap menjadi pilihan yang praktis dan fleksibel.
Mobil Listrik
Biaya operasional harian jauh lebih rendah. Biaya pengisian daya bisa lebih hemat hingga 50–70% dibandingkan bensin. Namun, ketergantungan pada stasiun pengisian daya (SPKLU) yang masih terbatas bisa jadi kendala.
3. Infrastruktur dan Aksesibilitas
Mobil Bensin
SPBU tersebar merata di seluruh Indonesia, dari kota besar hingga pelosok. Mobil bensin juga tidak membutuhkan instalasi tambahan di rumah.
Mobil Listrik
Infrastruktur pengisian daya masih dalam tahap pengembangan. SPKLU banyak tersedia di kota besar, namun sangat terbatas di daerah. Pengisian di rumah membutuhkan daya listrik minimal 2.200 watt dan perangkat tambahan.
4. Biaya Perawatan
Mobil Bensin
Perawatan lebih sering dan memerlukan pergantian oli serta komponen mesin lainnya. Namun, teknologinya sudah dikenal luas dan bengkel umum pun mampu menangani kerusakan ringan hingga berat.
Mobil Listrik
Minim perawatan karena tidak memiliki mesin pembakaran internal. Tidak perlu ganti oli, dan lebih sedikit komponen yang bergerak. Tapi perbaikannya harus dilakukan di bengkel resmi dengan teknisi tersertifikasi.
5. Nilai Jual Kembali (Resale Value)
Mobil Bensin
Resale value cenderung stabil. Pasar mobil bekas sudah terbentuk dan memiliki banyak peminat. Ini memberikan rasa aman bagi konsumen yang berencana menjual mobilnya di kemudian hari.
Mobil Listrik
Depresiasi nilai lebih cepat, bahkan bisa dua kali lebih besar dalam 3–5 tahun pertama. Faktor utama adalah kekhawatiran terhadap daya tahan baterai dan perkembangan teknologi yang sangat cepat.
Depresiasi Harga Jenis Mobil per Tahun | ||||
Nasional | Tahun ke-1 | Tahun ke-2 | Tahun ke-3 | Tahun ke-4 |
Mobil Listrik | -23% | -32% | -39% | -44% |
Mobil Hybrid | -12% | -21% | -26% | -39% |
Mobil Bensin | -12% | -15% | -20% | -23% |
*Sumber data OLX Indonesia
Bagi pembeli mobil pertama, konsumen di daerah dengan infrastruktur terbatas, atau yang mengutamakan kemudahan dan nilai jual kembali, mobil bensin masih menjadi pilihan yang paling logis dan efisien.
Namun, bagi mereka yang tinggal di kota besar, memiliki akses ke pengisian daya, dan ingin berkontribusi terhadap lingkungan, mobil listrik menjadi opsi menarik dengan biaya operasional rendah dan insentif yang menggoda.
Pada akhirnya, pilihan terbaik bergantung pada kebutuhan, gaya hidup, dan kesiapan infrastruktur di sekitar Anda. (OLX)