OLX News – Komponen CVT motor matic jika dibedah terdiri dari 15 bagian. Namun yang terpenting ada 12 komponen yang membuat motor nyaman saat dikendarai.
Saat ini, keberadaan motor matic menjadi pilihan populer di kalangan masyarakat Indonesia. Alasan di balik hal ini adalah kemudahan saat mengendarai motor ini.
Karena pengguna motor matic hanya perlu fokus pada kontrol gas dan rem tanpa repot memikirkan pemindahan gigi, apalagi kopling tangan pada seperti motor Naked.
Pada dasarnya, motor matic ini memakai sistem transmisi otomatis yang umum disebut sebagai CVT (Continously Variable Transmission).
Sistem ini memiliki fungsi yang hampir sama dengan transmisi manual, yaitu meneruskan tenaga mesin ke roda belakang, memungkinkan motor untuk bergerak.
Selain V-Belt, ada banyak komponen CVT motor matic lainnya. Sebelum membahas mengenai komponen tersebut, mari kita lihat dulu kelebihan dan kekurangan dari sistem CVT pada motor matic.
Kelebihan Sistem CVT
Sistem CVT merupakan inovasi terbaru pada motor matic, berikut adalah beberapa keuntungan dari penerapan sistem CVT yang ada pada motor matic saat ini.
- Kecepatan dan torsi kendaraan berubah secara otomatis.
- Tidak perlu mengganti gigi secara manual, karena sistem ini memiliki rasio gigi yang disesuaikan dengan putaran mesin.
- Proses perpindahan gigi tidak menimbulkan hentakan.
- Perubahan kecepatan berlangsung sangat halus dan kemampuan mendaki yang baik.
- Ideal untuk dipakai di jalan perkotaan yang padat.
Kekurangan Sistem CVT
Berikut beberapa kelemahan yang perlu diperhatikan dari sistem komponen CVT, diantaranya adalah:
- Kapasitas torsi yang dapat dicapai terbatas dibandingkan dengan kendaraan yang menggunakan transmisi manual, sehingga akselerasi awal terasa lambat.
- Jika mengalami kerusakan, biaya perbaikan cenderung lebih mahal dibandingkan kendaraan dengan transmisi manual.

Komponen CVT dan Fungsinya
Setelah memahami kelebihan dan kekurangan dari sistem CVT, berikut adalah penjelasan mengenai 10 komponen CVT dan fungsinya yang terdapat pada motor matic, diantaranya adalah:
1.Pulley Primer (Fixed Primary Sheeve)
Komponen CVT Pulley Primer, juga dikenal sebagai Fixed Primary Sheeve. Komponen ini tidak bergerak dan berbentuk piringan. Fungsi utama dari komponen ini adalah menahan V-Belt dan meningkatkan rasio perbandingan.
2. Pulley Sekunder (Secondary Fixed Sheeve)
Berbeda dengan bagian sebelumnya yang statis, elemen sekunder ini mampu berputar. Biasanya, elemen ini terbuat dari bahan ringan dan memiliki permukaan halus, yang bertujuan untuk memfasilitasi pergerakan belt.
3. Sliding Primary Sheeve
Jika Pulley Primer berfungsi untuk menahan V-Belt, maka tugas komponen ini adalah menekan V-Belt saat berputar dengan kecepatan tinggi, dengan cara bergerak kesamping kiri dan kanan.
4. Spacer
Komponen CVT ini berfungsi untuk memungkinkan pergeseran dinding dalam puller secara lancar dan halus. Spacer ini akan berfungsi sebagai poros dinding dalam pulley.
5. Poros Primer (Primary Shaft)
Komponen berikutnya adalah poros primer. Fungsinya adalah menghubungkan putaran dari crankshaft mesin ke pulley primer.
Selain itu, komponen CVT ini juga terikat dengan crankshaft mesin secara permanen, sehingga RPM mesin akan sejalan dengan poros utama.
6. Slide Piece
Dalam komponen CVT, slide piece berfungsi untuk meredam getaran yang muncul pada rumah roller ketika roller beroperasi di primary sliding sheeve.
Biasanya terdapat dua komponen ini, dan jika salah satu rusak, suara bising dapat terdengar saat mesin beroperasi pada putaran idle.
7. Roller (Weight Primary Sheave)
Roller atau pemberat berfungsi untuk mengatur gerakan primary sliding sheeve berdasarkan prinsip gaya sentrifugal.
Komponen ini berperan sebagai bantalan untuk menyeimbangkan gaya berat yang berguna dalam menekan dinding dalam pulley primer saat berputar dengan cepat.
8. V-Belt
V-Belt komponen CVT yang memainkan peran penting dalam motor matic, karena berfungsi sebagai penghubung antara putaran pulley primer dan sekunder. Selain itu, ukuran V-Belt bervariasi antara motor matic dari pabrikan yang berbeda.
9. Secondary Sliding Sheave
Secondary sliding sheave berfungsi untuk mengatur ukuran diameter pada pulley sekunder. Komponen ini memiliki bentuk yang meruncing, yang bertujuan agar pergerakan elemen dapat mempengaruhi ketebalan lilitan pada V-Belt.
10. Spring
Ada juga komponen bernama spring atau pegas. Seperti pegas umumnya, komponen ini berfungsi untuk mengembalikan posisi pulley yang bergerak ke posisi semula.
11. Clutch Carrier (Kampas kopling)
Peran kampas kopling dalam sistem transmisi CVT ialah untuk mentransmisikan rotasi dari poros sekunder menuju roda ketika poros sekunder beroperasi pada rpm sedang.
Kampas kopling ini beroperasi melalui efek gaya sentrifugal, ketika poros sekunder berputar, kampas kopling pun akan berputar secara otomatis.
Rotasi dari kampas kopling tersebut akan menghasilkan gaya sentrifugal yang akan mendorong kampas tersebut ke luar, sehingga menghubungkannya dengan clutch housing (rumah kopling).
12. Clutch Housing (Rumah atau mangkok kopling)
Rumah kopling ini memiliki bentuk yang menyerupai tromol rem. Fungsinya adalah untuk menerima putaran yang dihasilkan oleh kampas kopling, yang kemudian akan dialirkan ke roda belakang.
itulah beberapa komponen CVT yang bisa kamu ketahui beserta fungsinya. Sehingga kamu bisa merasakan bagian mana yang rusak dari sistem CVT.