Depresiasi adalah istilah yang muncul dalam dunia ekonomi dan akuntasi. Yuk, cari tahu pengertian dan faktor yang mempengaruhinya!
Depresiasi adalah salah satu hal yang kerap dialami perusahaan, karena terjadinya penurunan atas nilai aset karena sudah dipakai terlalu lama atau usia penggunaan. Bagi kamu yang belum terlalu familiar dengan istilah ini, mungkin masih belum menangkap maksudnya.
Oleh karena itu, kali ini kita akan membahas mengenai pengertian hingga faktor yang mempengaruhi terjadinya depresiasi tersebut, Yuk, simak informasinya!
Pengertian Depresiasi
Depresiasi adalah sebuah istilah yang kerap dipakai dalam dunia ekonomi dan akuntansi. Berdasarkan pengertian umumnya, depresiasi adalah adanya penurunan atas kualitas atau nilai suatu hal karena pemakaian dan alasan lainnya.
Jika dikaitkan dengan bidang ekonomi, istilah ini berkaitan dengan menurunnya nilai mata uang sebuah negara atas mata uang dari negara lainnya karena terjadinya perubahan mengenai penawaran dan permintaan dalam pasar valutas asing.
Sementara pada bidang akuntansi, depresiasi adalah istilah yang kerap dipakai untuk menghitung umur sebuah aset. Ketika usianya semakin tua atau terlalu sering dipakai, maka pada umumnya kuantitas dan kualitas kerjanya pasti berkurang.
Lalu, seiring berjalannya waktu, perusahaan akan melakukan proses tersebut sebagai cara menghapus sebagian biaya.
Ada banyak aset yang bisa dilakukan depresiasi, seperti bangunan, mesin, peralatan kantor, serta berbagai hal lainnya. Hal yang tidak bisa untuk mendapatkan proses depresiasi saat ini hanya satu, yaitu tanah. Sebab, idealnya nilainya akan semakin naik.
Beberapa ciri umum pada depresiasi adalah:
- Hanya berlaku untuk aset tetap yang umur manfaatnya lebih dari setahun.
- Harus mewakilkan mengenai pola konsumsi manfaat aset sepanjang umur manfaatnya.
- Harus rasional dan sistematis, yaitu hanya tergantung kepada metode khusus dan asumsi yang jelas atau masuk akal.
- Tidak terpengaruh pada fluktuasi harga pasar aset.
- Tidak ada kaitannya atas jumlah kas yang telah dipersiapkan sebagai pengganti aset.
Faktor yang Mempengaruhi Depresiasi
Beberapa faktor yang bisa mempengaruhi akumulasi pada depresiasi, di antaranya:
1. Nilai Residu Aset
Nilai residu ialah nilai terakhir pada aset sesuai asetnya tidak dapat diapresiasi lagi. Hal ini akan bergantung pada besaran residu aset ideal yang ditetapkan oleh suatu perusahaan, karena mereka biasanya memiliki benchmark sendiri sebagai patokan.
2. Harga Perolehan
Harga perolehan ialah harga awal yang dikeluarkan oleh perusahaan ketika melakukan pembelian aset untuk pertama kalinya. Faktor kedua ini berperan cukup besar dalam mengukur depresiasi.
Alasannya karena pada jangka waktu tertentu divisi keuangan atau akuntan akan mengerjakan perhitungan atas biaya depresiasi tersebut, di mana tolak ukur pertamanya ialah harga perolehan ini.
3. Pola Penggunaan
Proses dan cara pemanfaatan aset pada kisaran waktu tertentu biasanya akan berpengaruh cukup besar atas depresiasi. Ketika pemakaiannya semakin berat, maka perkiraan waktu habis manfaatnya menjadi lebih cepat.
4. Perkiraan Masa Manfaat
Sejumlah perusahaan juga sudah menerapkan perkiraan, estimasi, atau ekspetasi mengenai waktu untuk menyatakan bahwa asetnya telah mengalami depresiasi secara utuh.
Penetapan ekspektasi akan bergantung pada kebijakan perusahaan, sehingga periode waktunya pasti berbeda satu sama lain.
Ketika perusahaan mampu menghitung depresiasi aset mereka sendiri, maka nantinya sejumlah keuntungan akan hadir.
Beberapa di antaranya adalah memudahkan mendapat informasi mengenai keuntungan setiap aset, harga awal, mengurangi kerugian dari aset, tahu biaya depresiasi setiap periode, dan masih banyak lagi.
Nah, karena depresiasi adalah hal cukup krusial bagi perusahaan, maka sebaiknya perusahaan yang tidak menghitungnya agar bisa lebih melek. Sementara itu, jika kamu butuh informasi mengenai barang bekas berkualitas untuk aset kantor, cari di OLX, ya. Unduh juga aplikasi OLX di Google Play Store dan App Store.
