Tidak sedikit yang beranggapan kalau copot thermostat merupakan solusi untuk mengatasi mesin mobil yang overheat. Padahal, hal tersebut justru menimbulkan efek buruk pada mobil, baik jangka pendek maupun panjang.
Thermostat sendiri merupakan salah satu komponen di dalam sistem pendingin mobil yang berfungsi untuk mengatur sirkulasi cairan pendingin yang berasal dari radiator sehingga mencegah mesin overheat.
Cara kerja thermostat
Thermostat bekerja dengan mengikuti komponen pendingin lainnya. Awalnya, water pump akan memompa air menuju mesin. Kemudian air tersebut akan mengalir melewati water jacket, yaitu jalur air yang mengitari mesin.
Sembari mengalir, air pendingin tersebut akan menangkap suhu panas yang ada di mesin dan keluar melalui selang kemudian masuk ke bagian atas radiator.
Setelah itu, akan terjadi pengurangan suhu yang dibawa oleh air pendingin di dalam radiator. Suhu panas akan dibuang ke udara melalui kisi-kisi kecil yang ada di dalam radiator dan dibantu oleh kipas yang terpasang di balik radiator untuk mendinginkannya.
Suhu air akan turun setelah melalui kisi-kisi radiator dan keluar dari selang bagian bawah radiator kemudian dipompa kembali menuju ke mesin untuk melakukan proses penurunan suhu.
Proses tersebut akan terjadi secara berulang ketika mesin dalam suhu maksimal. Nah, copot thermostat bukanlah solusi yang tepat untuk mengatasi overheat. Lalu apa dampaknya?
Mesin bergetar
Efek yang paling terasa jika thermostat dilepas dari sistem pendingin adalah timbulnya getaran yang berasal dari mesin. Hal ini karena mesin tidak dapat mencapai suhu kerja normal.
Biasanya, temperatur mesin cenderung rendah karena coolant atau cairan pendingin juga rendah. Dalam kondisi tersebut, thermostat akan menutup saluran menuju radiator agar suhu cairan pendingin naik.
Namun, dengan mencopot thermostat, cairan pendingin akan terus mengalir pada mesin sehingga suhu kerja mesin pun sulit dicapai dan pasokan bahan bakar yang masuk ke silinder mesin menjadi tidak seimbang.
Kondisi tersebutlah yang kemudian menyebabkan mesin mobil bergetar kuat.
Terjadi detonasi pada mesin
Detonasi pada mesin atau knocking menjadi efek copot thermostat yang selanjutnya. Knocking sendiri terjadi karena suhu mesin sudah di atas batas normal, tapi masih belum memasuki fase overheat hingga membuat mobil mogok.
Hal ini terjadi karena bahan bakar yang dikompresi dalam mesin meledak sebelum proses ignition atau pembakaran pada busi akibat suhu mesin mesin yang terlalu tinggi dan melebihi suhu kerja mesin normal.
Konsumsi bahan bakar boros
Mencopot thermostat juga mempengaruhi konsumsi bahan bakar. Tanpa adanya thermostat, sistem pendingin tidak dapat mempertahankan suhu kerja mesin normal sehingga konsumsi bahan bakar menjadi lebih boros.
Suhu mesin yang terlalu rendah membuat mesin membutuhkan lebih banyak bahan bakar untuk membuatnya cepat panas.
Begitupun saat suhu mesin tinggi, sistem EFI (Electric Fuel Injection) akan terganggu dan memasok bahan bakar tanpa memperhatikan RPM mesin. Alhasil, konsumsi bahan bakar jadi lebih besar.
Jadi tidak disarankan untuk copot thermostat mobil ya. Bila thermostat rusak, lebih baik lakukan pergantian dengan yang baru untuk menghindari masalah pada sistem pendinginan.
Thermostat sendiri biasanya rusak akibat penggunaan cairan pendingin yang tidak sesuai spesifikasi. Hindari penggunaan air biasa untuk menambahkan atau mengganti air radiator.
Sebab, kandungan mineral pada air biasa akan membuat kerak yang lama-kelamaan menumpuk di thermostat dan berujung pada kerusakan.
Untuk itu, pastikan kamu nggak asal pilih cairan pendingin, ya. Dengan begitu, performa mobil terjaga, begitupun dengan harga jualnya.
Ya, semakin baik kondisi sebuah mobil, maka semakin baik pula harga yang kamu dapatkan saat menjualnya kelak. Apalagi, kalau jual mobil di OLX, kamu dijamin mendapat penawaran harga terbaik dan makin untung!