Roasting adalah bagian dari komedi yang berkonteks mengolok orang. Berikut sejarah, ciri-ciri, dan contohnya.
News.OLX – Belakangan ini, istilah ‘roasting’ makin terdengar di masyarakat. Istilah ini sering digunakan dalam percakapan santai dan media sosial.
Pada praktiknya, roasting adalah kata-kata untuk menggambarkan aksi mengolok atau meledek orang lain. Dari aksi ini, muncul pertanyaan, apakah roasting sama dengan membully atau perundungan verbal?
Memahami Arti Roasting
Roasting adalah istilah yang dipakai untuk menggambarkan tindakan mengejek, mengolok, atau mengkritik seseorang dengan cara yang lucu dan menghibur. Bahkan, ada yang berupa sindiran pedas.
Namun, aksi ini bertujuan untuk menghibur atau tidak serius, sehingga mampu memicu gelak tawa, bukan merendahkan atau menyakiti hati seseorang seperti bullying.
Dalam konteks ini, roasting bisa dilakukan dengan persetujuan dan kesepakatan dari semua pihak yang terlibat.
Sejarah Roasting
Sebelum membahas contohnya, tahukah kamu bahwa roasting tidak tercipta begitu saja? Ada sejarah di balik populernya istilah roasting.
Karena roasting adalah bagian dari komedi, maka tak heran jika sejarahnya hadir sebuah acara komedi. Acara tersebut adalah New York Friars Club yang hadir pada tahun 1920-an. Tokoh yang pertama kali menghadirkan komedi roasting adalah Maurice Chevalier, tahun 1949.
Komedi ini sempat menurun sebelum populer lagi berkat Dean Martin yang membawa penyegaran sewaktu mengisi pembawa acara di acara komedi roasting. Kemudian, tahun 2000-an komedi roasting kembali naik berkat Comedy Central. Dari sinilah, roasting terus berkembang hingga ke Indonesia.
Ciri-Ciri Roasting
Untuk membedakan roasting, pahami dulu ciri-cirinya. Ciri-ciri roasting adalah:
- Mengandung humor atau kejenakaan karena bersifat menghibur dan memicu tawa. Umumnya, seseorang menyusun sindiran dalam nada komedi agar suasana tidak terlalu serius.
- Sifatnya santai alias tidak serius, karena tujuannya bukan untuk merendahkan, menyakiti, atau menghina orang lain. Roasting adalah ejekan yang sifatnya santai dan bisa penerima roasting toleransi konteks kata-katanya.
- Mengungkapkan keburukan atau kekurangan, tetapi tetap menghibur. Konteksnya bisa apa pun yang berkaitan dengan orang tersebut. Seperti perilaku, penampilan fisik, atau hal lain.
- Pemakaian diksi termasuk kreatif.
- Tidak dimaksudkan menyinggung. Oleh karena itu, roasting dikemas dalam nada humoris.
Contoh Roasting
Pernahkah kamu melihat acara di televisi di mana di dalamnya terdapat seorang komedian yang sedang meroasting komedian lain atau selebritas? Di acara ini, mereka bisa saling melontar (komunikasi dua arah) atau komunikasi satu arah dengan mengeluarkan candaan pedas, tetapi masih dalam batas-batas yang dapat penerima roasting terima.
Contoh ketika seorang istri menemani sang suami yang seorang politisi berkeliling untuk kampanye. Begitu sampai di rumah, sang suami berbicara, “Hari ini sangat melelahkan, ya.”
Sang istri pun menjawab, “Iya. Aku juga merasa lelah dan pegal sekali.”
“Kamu lelah? Bukankah aku yang terus berpidato, mengapa kamu yang ikut lelah?” tanya suami ke istri.
“Iya. Lelah karena terus menerus mendengar seluruh omong kosongmu ke peserta kampanye hari ini.”
Bagaimana, sudah mendapat gambaran apa itu roasting dan membedakannya dengan bullying?
Jadi, roasting adalah aksi saling menyindir, mengolok-olok, atau meledek dengan cara yang lucu dan kreatif.
Namun, penting untuk memperhatikan batas-batas dan perasaan orang lain. Jika roasting membuat seseorang merasa tidak nyaman atau terluka, maka sebaiknya hentikan. Ingatlah bahwa roasting harus dilakukan dengan rasa tanggung jawab dan kedewasaan.
Tertarik untuk membaca berita menarik lain? Cek OLX, yuk! Kamu juga bisa akses dengan praktis melalui aplikasinya. Dapatkan aplikasi OLX di Google Play Store atau App Store.