Omset adalah total pendapatan, tapi bukan keuntungan! Pahami perbedaan omset dan profit sebelum berbisnis.
Omset adalah salah satu ukuran penting dalam bisnis. Dengan mengetahui omset, perusahaan bisa memantau seberapa banyak penjualan yang sudah tercapai dalam periode tertentu. Omset juga mencerminkan skala operasi perusahaan.
Sayangnya, tidak sedikit orang yang keliru mengartikan omset sebagai keuntungan. Padahal, omset dan keuntungan adalah dua hal yang berbeda.
Omset Adalah Keuntungan, Benar atau Salah?
Omset sering disalah artikan sebagai keuntungan. Padahal, omset hanya mewakili total uang yang masuk dari penjualan. Dengan kata lain, omset adalah total pendapatan yang dihasilkan dari penjualan. Sebaliknya, keuntungan diperoleh setelah mengurangi semua biaya operasional dan pengeluaran lainnya dari omset.
Misalkan, dalam satu bulan, sebuah bisnis makanan menghasilkan penjualan sebanyak Rp10 juta. Nah, hasil penjualan ini disebut omset. Dalam contoh ini, omset adalah total pendapatan dari penjualan makanan dalam satu bulan tersebut.
Namun, dari omset Rp10 juta itu, ada berbagai biaya yang harus dikeluarkan:
- Bahan baku = Rp3 juta
- Sewa tempat = Rp1,5 juta
- Gaji karyawan = Rp2 juta
- Listrik, air, dan gas = Rp500 ribu
- Pemasaran dan lainnya = Rp500 ribu
Adapun total biaya yang harus dikeluarkan adalah Rp7,5 juta. Maka, keuntungan (laba bersih) bisnis makanan ini adalah: Omset (Rp10 juta) – Total biaya (Rp7,5 juta) = Rp2,5 juta.
Jadi, meskipun omsetnya tinggi, yaitu Rp10 juta, keuntungan bersih yang diperoleh hanya Rp2,5 juta setelah mengurangi semua biaya operasional.
Perbedaan Omset dan Keuntungan
Selain dari segi definisi, omset dan keuntungan juga berbeda dalam aspek-aspek lainnya, seperti:
1. Fungsi
Pertama-tama, fungsi omset adalah mengukur skala penjualan atau pendapatan yang masuk ke bisnis tanpa memperhitungkan biaya. Sebaliknya, keuntungan berfungsi untuk mengukur keberhasilan finansial sebenarnya karena mencerminkan laba bersih.
2. Indikator
Selain itu, omset hanya menunjukkan seberapa besar pendapatan atau aktivitas penjualan suatu bisnis. Sedangkan keuntungan jadi indikator seberapa efisien bisnis mengelola pendapatannya setelah mengurangi semua pengeluaran.
3. Penggunaan
Omset digunakan untuk memahami tingkat penjualan dan sebagai indikator awal performa bisnis. Sementara itu, keuntungan berguna untuk mengevaluasi keberlanjutan bisnis, efisiensi operasional, dan potensi pengembangan.
4. Pengaruh pada Keputusan Bisnis
Terakhir, omset tidak selalu mencerminkan profitability. Artinya, omset besar bisa saja menghasilkan keuntungan kecil jika biaya tinggi. Jadi, keuntungan lebih penting dalam menentukan kesehatan bisnis dan potensi pertumbuhan jangka panjang.
Sebagai pengusaha, kamu wajib tahu beda omset dan keuntungan. Kalau kamu cuma fokus pada omset tanpa memahami keuntungan, kamu bisa salah mengira bisnismu sukses hanya gara-gara pendapatan besar.
Akan tetapi, tanpa memantau biaya, bisa jadi bisnis tersebut tidak menghasilkan keuntungan atau bahkan rugi. Jadi, pemahaman ini penting demi menjaga arus kas dan keberlanjutan usaha.