Obsessive-Compulsive Disorder (OCD) adalah gangguan mental yang serius. Ketahui gejalanya, penyebab, dan cara menghadapinya di sini.
Pernah dengar istilah OCD (Obsessive-Compulsive Disorder)? Seringkali, istilah ini disepelekan dan digunakan untuk menggambarkan seseorang yang perfeksionis atau senang kebersihan dan kerapian. Padahal, OCD adalah gangguan kesehatan mental yang memengaruhi kehidupan penderitanya secara nyata.
Mari kita pelajari lebih dalam mengenai OCD, mulai dari pengertian, penyebab, gejala, hingga cara pengobatannya.
Apa Itu OCD?
Obsessive-Compulsive Disorder (OCD) atau Gangguan Obsesif Kompulsif adalah gangguan kesehatan mental yang ditandai dengan munculnya pikiran dan ketakutan yang tidak diinginkan secara berulang (obsesi) dan dorongan untuk melakukan tindakan tertentu secara berulang pula (kompulsi) untuk mengurangi kecemasan yang muncul dari pikiran obsesi tersebut.
OCD bukan sekadar kebiasaan perfeksionis atau hobi bersih-bersih dan menata barang dengan rapi. Pikiran obsesi pada OCD bersifat intrusif dan mengganggu, dan kompulsi yang dilakukan sering kali tidak masuk akal dan tidak terkait dengan obsesi secara logis.
Gejala OCD dapat bervariasi dari orang ke orang, namun umumnya mengganggu aktivitas sehari-hari, menyebabkan stres dan kecemasan yang signifikan, dan menurunkan kualitas hidup penderitanya.
Gejala OCD
Biasanya, OCD melibatkan obsesi dan kompulsi secara bersamaan. Namun, tidak menutup kemungkinan seseorang hanya mengalami gejala obsesi atau kompulsi saja. Gejalanya bisa berupa:
Obsesi
Munculnya pikiran, dorongan, atau gambaran yang tidak diinginkan dan terus menerus muncul, menimbulkan stres dan kecemasan. Contohnya: takut terkontaminasi kuman, selalu ragu dan kesulitan menghadapi ketidakpastian, butuh segala sesuatu tertata dan seimbang, pikiran agresif atau mengerikan tentang kehilangan kontrol dan melukai diri sendiri atau orang lain, dan pikiran seksual atau agama yang tidak diinginkan.
Kompulsi
Perilaku berulang yang kamu merasa terdorong untuk melakukannya. Tujuannya untuk mengurangi kecemasan terkait obsesi atau mencegah sesuatu yang buruk terjadi. Contohnya: mencuci tangan sampai kulit terkelupas, berulang kali mengecek pintu terkunci atau kompor mati, berhitung dengan pola tertentu, berdoa, kata-kata, atau frasa secara berulang, berusaha mengganti pikiran buruk dengan pikiran baik, dan menata barang dengan pola tertentu.
Penyebab OCD
Penyebab pasti OCD belum diketahui secara jelas. Namun, beberapa faktor diduga berperan, seperti:
Genetik
Memiliki anggota keluarga dengan OCD atau gangguan mental lain seperti depresi atau anxiety, berisiko lebih tinggi mengalami OCD.
Ketidakseimbangan Neurotransmitter
Zat kimia di otak yang berperan dalam komunikasi antar sel saraf mungkin tidak seimbang pada penderita OCD.
Pengalaman Traumatis
Peristiwa traumatis di masa lalu bisa memicu OCD.
Faktor Lingkungan
Faktor lingkungan seperti infeksi bakteri tertentu, paparan racun, atau stres berat juga dapat meningkatkan risiko OCD.
Kapan Harus ke Dokter?
Ada perbedaan antara perfeksionis (seseorang yang menginginkan hasil atau kinerja yang sempurna) dengan penderita OCD. Pikiran obsesi pada OCD bukanlah sekadar kekhawatiran berlebihan terhadap masalah nyata dalam hidup atau sekadar hobi bersih-bersih dan menata barang dengan rapi.
Jika obsesi dan kompulsi yang kamu alami sudah mengganggu kualitas hidup, sebaiknya konsultasikan ke dokter atau tenaga kesehatan mental.
Pengobatan OCD
OCD dapat ditangani dengan beberapa metode pengobatan, yaitu:
Terapi Perilaku Kognitif (CBT)
Terapi ini membantu kamu mengenali dan mengubah pola pikir dan perilaku yang mendasari OCD. CBT terbukti sangat efektif dalam mengelola gejala OCD.
Obat-obatan
Dokter mungkin meresepkan obat antidepresan tertentu untuk membantu mengatur zat kimia di otak yang berperan dalam OCD. Obat ini dapat membantu mengurangi keparahan obsesi dan kompulsi.
Mencari Bantuan untuk OCD
Jika kamu curiga mengalami OCD, segeralah mencari bantuan profesional. Semakin dini OCD didiagnosis dan diobati, semakin besar peluang untuk mencapai pemulihan yang optimal.
Dokter atau psikiater akan melakukan pemeriksaan untuk mendiagnosis OCD, termasuk:
Wawancara Klinis
Memintamu untuk menceritakan tentang gejala, pikiran, dan perasaan yang kamu alami.
Pemeriksaan Fisik
Melakukan pemeriksaan fisik untuk menyingkirkan kemungkinan penyebab medis lain dari gejala.
Penilaian Psikologis
Memberikan tes atau kuesioner untuk menilai tingkat keparahan OCD dan gejala lainnya.
Dengan penanganan yang tepat dan berkelanjutan, gejala OCD dapat dikontrol dan kualitas hidup penderita bisa meningkat.
Ingat, kamu tidak sendirian! OCD merupakan gangguan mental yang bisa disembuhkan. Jika kamu curiga mengalami OCD, jangan ragu untuk mencari bantuan profesional.
Selain informasi di atas, kamu juga bisa dapatkan informasi menarik lainnya di OLX. Download juga aplikasi OLX di Google Play Store dan App Store segera!