Mendorong mobil sudah jadi hal biasa jika mengalami mogok di tengah jalan. Namun perlu dicatat, mendorong mobil mogok boleh-boleh saja asalkan masih menggunakan transmisi manual.
Sebaliknya, jika mobil dengan transmisi otomatis jangan sekali-kali mendorongnya. Ehm kenapa ya?
Menurut Instruktur Service Training Department PT Astra Daihatsu Motor (ADM), Aji Prima jika mobil dengan transmisi otomatis mati atau mogok maka disarankan untuk menggunakan mobil towing atau di derek.
“Towing yang disarankan mobil itu benar-benar digendong, bener-bener diangkat keempat rodanya, bener-bener tidak bergerak sama sekali,” ungkap Aji saat acara Virtual Journalist Workshop 2020 yang diadakan Daihatsu, Selasa (15/9/2020).
Aji juga tidak mempermasalahkan, jika mobil dengan transmisi otomatis dibawa dengan mobil derek. Akan tetapi, kata dia, roda yang harus diangkat merupakan roda yang berperan sebagai penggerak.
“Seperti mobil menggunakan penggerak roda depan, maka roda depan yang diangkat. Sebaliknya apabila yang belakang yang berputar, maka yang belakang harus diangkat,” jelasnya.
Bukan tanpa alasan mobil transmisi otomatis yang dalam kondisi mesin mati harus dievakuasi dengan dua cara di atas. Kata Aji, pada dasarnya sebuah transmisi memiliki beberapa komponen seperti disc dan plat yang memerlukan pelumasan.
“Saat mobil mogok, mesin tidak hidup. Maka pompa oli pada transmisi juga berhenti. Nah, jika mobil mogok tidak ada pelumasan dan kemudian ditarik, maka semua disc di dalam transmisi akan haus, saling bergesekan dan akan menjadi rusak. Karena itu jika mobil transmisi otomatis mogok jad harus digendong atau towing,” tuturnya.
Perlu dicatat pula, jika mobil mogok di jalanan, maka jangan lupa memasang segitiga pengaman dengan jarak lebih dari satu meter, dan juga nyalakan hazard lamp. Cara ini wajib diterapkan supaya pengendara lain bisa berhati-hati dan lebih awas melihat jalur di depan.